Selasa, 18 Januari 2011

Depresi Dapat Disembuhkan dengan Terapi Bicara


JIKA depresi berkepanjangan tak dapat disembuhkan dengan berbagai obat antidepresan, terapi bicara bisa menjadi langkah yang tepat. Itu dinyatakan peneliti dari University of Washington School of Public Health, Dr Ranak Trivedi, seperti yang dilansir Reuters Health.

Namun, Trivedi menambahkan terapi itu membutuhkan penelitian lebih lanjut. Pasalnya, terapi tak bisa diperoleh atau dijangkau bagi semua orang.

Trivedi merujuk penelitian dari National Institute of Mental Health yang menyatakan lebih dari 15 juta orang dewasa Amerika Serikat menderita depresi serius dan berkepanjangan. Pasien lebih sering mendapat obat antidepresan ketimbang terapi bicara. Tapi, sebagian besar mereka justru tak merasa lebih baik setelah minum obat.

Trivedi menyatakan itu setelah ia dan rekan-rekannya meninjau tujuh studi yang melibatkan 600 orang dewasa yang mengalami depresi serius. Orang-orang itu tak pernah dibantu obat dan dikenalkan pada terapi bicara.

Setiap penelitian dilakukan secara acak. Tiap peserta dan dokter tidak bisa memilih pengobatan tertentu. Jenis penelitian ini paling dapat diandalkan. Hasilnya pun dipublikasi dalam Journal of General Internal Medicine.

Studi menunjukkan kondisi pasien membaik setelah menjalani terapi bicara dan obat. Lainnya menunjukkan bahwa menambahkan atau beralih ke terapi bicara menguntungkan.

Namun, banyak pasien yang mengeluhkan terapi bicara lebih mahal ketimbang mengonsumsi obat. Itu lantaran obat generik sudah tersedia.

Pada Agustus 2010, data dari Wolters Pharma Kluwer Solusi melaporkan biaya bulanan rata-rata obat antidepresan cukup rendah. Fluoxetine yang berbentuk Prozac menghabiskan biaya 19 dolar AS, sertraline berbentuk Zoloft sebesar 26 dolar AS, dan 35 dolar AS untuk citalopram bentuk Celexa.

Sementara biaya terapi bicara lebih mahal ketimbang obat. Perusahaan asuransi seringkali memberi batas pada pencairan dana (meskipun aturan baru yang diterbitkan oleh pemerintahan Obama dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan mental untuk orang-orang yang asuransinya melalui majikan mereka).

Tapi Trivedi mengatakan bahwa dalam jangka panjang, terapi bicara juga mungkin berharga. "Orang yang mengonsumsi antidepresan kerap harus mengonsumsinya seumur hidup," katanya. Dengan terapi bicara, pasien harus berkunjung ke terapis selama beberapa bulan, atau kadang-kadang beberapa tahun, dan kemudian berhenti ketika gejala mereka telah pergi.
http://www.metrotvnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar